Redenominasi,, kabar baik atau kabar buruk?

Kata-kata yang sering terdengar akhir-akhir ini adalah redenominasi, kata yang sedikit asing di telinga kita untuk didengar, tapi merupakan salah satu hal penting yang patut untuk diperhatikan. Redenominasi merupakan pemotongan nominal uang tanpa mengurangi nilai tukarnya. Terjadi pemotongan angka uang menjadi lebih kecil ini namun tanpa mengubah nilainya. Dalam redenominasi, Rp10.000 dipotong menjadi Rp10, dengan…


Kata-kata yang sering terdengar akhir-akhir ini adalah redenominasi, kata yang sedikit asing di telinga kita untuk didengar, tapi merupakan salah satu hal penting yang patut untuk diperhatikan.

Redenominasi merupakan pemotongan nominal uang tanpa mengurangi nilai tukarnya.

Terjadi pemotongan angka uang menjadi lebih kecil ini namun tanpa mengubah nilainya. Dalam redenominasi, Rp10.000 dipotong menjadi Rp10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10. Contohnya, misalnya pada harga cabe. Bila sebelumnya harga cabe satu kilogramnya Rp8.000, maka dengan redenominasi tiga digit nol-nya dihilangkan, maka harga cabe menjadi Rp8. Redenominasi hanya bisa berhasil dilaksanakan dalam kondisi perekonomian yang stabil ketika perekonomian tumbuh dan inflasi terkendali. Tapi apakah benar perekonomian di negara kita ini sudah stabil??
Banyak yang menduga bahwa redenominasi sama dengan sanering. Padahal, redenominasi dan sanering merupkan 2 hal yang berbeda.

Sanering adalah memotong nilai tukar uang terhadap barang.

Sehingga, uang Rp 10.000 menjadi sama nilainya dengan uang Rp 10.
Jika sanering dapat merugikan masyarakat, tidak begitu halnya dengan redenominasi. Langkah redenominasi diwacanakan BI karena pecahan uang Rupiah saat ini dinilai sudah sangat besar, yakni hingga Rp100 ribu. Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000. Negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000. Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe. Namun Zimbabwe telah lebih dulu melakukan redenominasi.
Dengan adanya langkah redenominasi, memungkinkan nilai tukar rupiah dengan mata uang asing negara lainnya tidak terlihat begitu rentan perbedaanya..

Jadi, bagaimana?? baik atau buruk kah diberlakukannya redenominasi?

Responses to “Redenominasi,, kabar baik atau kabar buruk?”

  1. gina

    udh ga kan ada Rp 100,- ath nda?

    1. nidasa

      haha,, iya uy,, nyaah nih uang seratusan jadi banyak.. heu..

  2. triple3

    harga gorengan jadi Rp 0,5 .
    aneh..
    haha .
    πŸ˜€

    1. nidasa

      nanti jadi kaya di luar negeri ada satu uang satu sen,, πŸ˜€

  3. Sandi Fajar

    ide bagus hey… berarti harga mobil xenia cuma 80rebu…
    kalo jadi diimplementasikan berarti besok kita bisa beli xenia 3 sekaligus

    1. nidasa

      haha… πŸ˜€
      kalo tanpa penukaran uang terlebih dahulu ke bank BI,,
      saya mah seneng2 aja kang..
      Berarti dengan uang 100 ribu, saya bisa beli barang seharga 100 juta πŸ˜€ πŸ™‚ :p

  4. ari syaoran

    wah, uang 100.000 ribu pun nantinya g ada harganya y hehe…
    g kebayang deh kalo pemerintah menyetujui ide BI yg satu ini….

    nice post…
    numpang blogwalking y…
    ditunggu kunjungan baliknya hehe…
    salam kenal…

    http://sebamban.wordpress.com/

  5. ari syaoran

    maaf td msh ke copy link blog temen hadeh2…hehe…
    ini link blog aq : http://arisyaoran.wordpress.com/

    1. nidasa

      salam kenal ya πŸ˜€

      itu di komen atas kok nulisnya 100.000 ribu,, hehe πŸ˜‰

      Tapi, kalo menurut saya uang 100.000 justru nanti akan jauh lebih berharga karena 100.000=100.000.000
      lagian kalo redenominasi jadi diberlakukan, Indonesia bisa sedikit gengsi karena harga
      1 dolar=9 rupiah,, jadi ga keliatan jompang kan? πŸ™‚ πŸ˜€

  6. Asop

    Udah, pokoknya apapun itu, gembleng dulu secara matang konsepnya ya, wahai DPR. πŸ˜€

Leave a reply to Sandi Fajar Cancel reply